Anak dan Komik


Dewasa ini buku bacaan untuk anak-anak ditanah air dapat dikatakan didominasi oleh buku hasil terjemahan dari bahasa asing. Untuk komik semisal, anak-anak Indonesia tampaknya lebih menyukai bacaan termasuk buku komik keluaran Jepang, seperti Detektif Conan, Kungfu Boy atau Doraemon daripada komik karya pengarang Indonesia yang mungkin sekali dari segi mutu isi tidak lebih jelek daripada buku bacaan karya pengarang Jepang.

Maraknya buku-buku asing di kalangan anak-anak merupakan dampak dari era globalisasi, bagi Murti Bunanta tampaknya akan ada sesuatu yang hilang dengan kehadiran buku-buku asing tersebut, tetapi belum terasa sekarang. Jika anak-anak tidak dikenalkan dengan cerita asli Indonesia,mereka akan semakin jauh dari akar budaya bangsanya.

Memang, anak-anak sekarang kebanyakan tidak mengenal Gatotkaca yang bisa terbang atau Bawang merah dan Bawang putih dan cerita-cerita yang lain yang bersumber dari budaya kita sendiri. Padahal cerita lokal yang digali di budaya kita sendiri tidak kalah menariknya, bahkan cenderung sesuai dengan anak Indonesia.

Anak dan Kebutuhan akan Komik
Dunia anak memang dunia yang identik dengan dunia tanpa batas, dunia angan, yang mempunyai daya khayal tinggi. Perilaku belajar khas seorang anak dapat disederhanakan dalam proses melihat, merekam, dan meniru semua dalam konteks permainan dan hiburan. Di ungkapkan oleh psikolog Seto Mulyadi bahwa anak usia lima hingga sepuluh sesungguhnya adalah tahap kepatuhan anak pada apa-apa yang dikatakan orang tanpa mengerti alasannya. Untuk itu mereka membutuhkan media komunikasi dalam bentuk apapun yang bisa menghibur mereka termasuk komik.

Komik merupakan cerita rangkaian gambar yang terpisah-pisah, tetapi berkaitan dengan isi ceritanya, dapat dilengkapi dengan maupun tanpa naskah. Bentuk cergam komik mudah dijumpai pada abad 19. Cergam seperti Tarzan, Prince Valiant, juga seperti cergam Tin-tin, Tom Poes. Suatu bentuk cergam komik di Bali telah ada dan dikenal sebelum Belanda masuk ke Indonesia. Di Cina, cergam komik telah dijumpai sejak abad ke 12 (Ensiklopedia Indonesia,1983: 1838). Buku komik berasal dari strip komik di surat kabar atau selebaran yang menyajikan serangkaian gambar lucu. Perkembangan berikutnya petualangan, percintaan, fiksi ilmiah, mengenai militer, dan investigasi menjadi perluasan cerita-cerita komik.

Komik merupakan karya seni yang khas dengan menggabungkan seni menggambar, seni bercerita, dan seni tulis.  Bahkan disebut-sebut komik sebagai  “pintu masuk“ untuk kesenangan anak membaca.. Pesan yang disampaikan mudah dicerna anak. Dicontohkan komik semacam Tintin, dari gambar tokohnya sudah bisa “berbicara“ dan bikin tertawa. Sampai anak yang belum bisa baca tulis pun akan menangkap ceritanya.

Pengaruh Karakterisasi Komik terhadap Anak
Satu aspek yang penting di sebuah komik adalah penggambaran tokohnya. Kekuatan gambar menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak . Imajinasi mereka  muncul saat melihat gambar dan membaca naskahnya Penggambaran dalam bentuk gambar dan tulisan itu merupakan tuangan ide pengarang untuk menunjukkan mana tokoh utama dan mana tokoh penunjang, mana yang berperan protagonis dan peran antagonis, atau bahkan tokoh digambarkan memiliki dua sifat tersebut.

Komik dianggap sebagai media yang ampuh untuk menyampaikan nilai-nilai, maka perlu adanya selektifitas dari orang tua dan perlunya meluangkan waktu untuk membicarakan semua teks secara detail sehingga dapat merangsang minat anak, juga memperkaya dan mengembangkan pengetahuan anak.

Ilustrasi yang jelas, menarik, dan bernilai humor lewat nilai-nilai yang ingin disampaikan pada tokoh dalam komik tersebut biasanya disenangi anak-anak . Sesuai dengan jiwa anak-anak, mereka masih suka bermain dan berkhayal. Dalam benak mereka ada beberapa tokoh favorit yang dirasa hebat karena keberaniannya, kepintarannya, keelokannya atau keteladanannya. Oleh karena itu penokohan dalam komik berperan penting.

Komik merupakan media komunikasi yang memiliki karakter tersendiri. Kadang komik bersifat humor dan terdiri dari berbagai situasi cerita bersambung. Hal-hal yang diungkap dan disajikan dalam komik berkisar pada kejadian yang ada sekitar masyarakat. Cerita-ceritanya yang ringkas, jelas dan menarik perhatian tidak jauh dari tema-tema mengenai diri atau pribadi, sehingga pembaca dapat segera mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dari perwatakan-perwatakan, tokoh utamanya.

Postwacana 
Kehadiran berbagai jenis media komunikasi informasi di masa-masa sekarang ini secara umum bisa dikatakan menunjang berbagai kemudahan yang diinginkan oleh masyarakat. Apalagi saat ini banyak sekali produk media komunikasi massa yang dapat kita saksikan seperti komik.

Komik merupakan salah satu media massa yang sangat dekat dengan anak-anak selain televisi. Hal ini didukung dengan survey yang dilakukan AC Nielsen terhadap audience usia 5-14 tahun periode 29 April-26 Mei 2001 di lima kota besar di Indonesia (Ummi 3/xiii/2001). Selain menyebar informasi, mendidik, dan mempengaruhi, seperti karakteristik media massa yang lainnya, komik juga berfungsi untuk menghibur. Fungsi menghibur berarti mempunyai maksud yaitu penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra atau image dari drama, tari, kesenian, musik, komedi, olah raga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok atau individu.

[heny]

4 pemikiran pada “Anak dan Komik

  1. Komik sebagai media memang tidak dapat dipandang sebelah mata. Selain menjalankan fungsi untuk menghibur, komik juga bisa menjadi sebuah media yang berfungsi untuk mentransfer nilai serta mengedukasi pembacanya (terutama anak-anak). Saya setuju sekali jika dikatakan bahwa dibutuhkan usaha terpadu untuk meminimalisir dampak negatif dari komik. Artinya orang tua, lembaga pendidikan dan pihak2 yg berkecimpung di dunia komik harus mau membuat pembacanya “melek media”. Jadikan pembaca anak-anak menjadi pembaca yang terampil dan lebih kritis.

  2. Tapi perlu juga di ingat, bahwa komik dan budaya bukanlah suatu hal yang harus selalu duduk berdampingan. Sebagai pencinta komik (khususnya jepang), saya bisa mengatakan bahwa komik jepang tidak selalu berarti mengandung cerita dari budaya/sejarah Jepang.

    Memang tidak baik bila kita melupakan budaya negara sendiri, tapi kita juga sebaiknya tidak membatasi komik buatan lokal dengan cerita tradisional.

  3. Saya sangat setuju sekali bahwa karakter sangat penting dalam sebuah komik, karena seperti yang anda sampaikan, komik dapat menjadi media penyampaian nilai-nilai yang efektif bagi anak. Tentu saja peran serta orang tua sangat penting untuk sampainya nilai tersebut dengan benar, terlebih mengingat sekarang sudah banyak komik yang memang tidak ditujukan untuk anak-anak.

  4. komiksangat baik bagi anak, namun masih tergantung terhadap pendidikan yang diberikan orang tuapadam anaknya.

    komik selain menghibur namun jjuga meningkatkan kreativitas anak.

    chayooo komiC!
    luPh Comic

Tinggalkan komentar